Vincenzo Montella: Si “Pesawat” Italia yang Terbang Tinggi di Era 90-an

Di era striker Italia yang penuh nama besar—dari Del Piero sampai Vieri—ada satu pemain yang diam-diam rajin nyetak gol tapi tetap lowkey. Namanya: Vincenzo Montella. Julukannya? “L’Aeroplanino” alias si Pesawat Kecil, karena selebrasinya yang ikonik: lari sambil buka tangan kayak mau terbang.

Dia bukan striker gede, bukan juga yang larinya kenceng banget. Tapi Montella punya satu hal yang nggak bisa dibeli—insting mencetak gol yang alami. Plus, dia juga punya sisi lain sebagai pelatih yang cukup idealis. Jadi dia bukan cuma penyerang bagus, tapi juga otak sepak bola yang dalam.


Awal Mula: Bocah Napoli yang Menolak Jadi “Maradona Baru”

Montella lahir 18 Juni 1974 di Castello di Cisterna, deket Napoli. Dia tumbuh di tengah budaya sepak bola yang marak, tapi juga keras. Di tempat kelahirannya, semua anak pengen jadi “Maradona selanjutnya.”

Tapi Montella nggak ikut arus. Dia bukan tipe pemain flair. Dia lebih klinis, efisien, dan suka kerja diam-diam. Setelah gabung akademi Empoli dan Genoa, dia akhirnya debut di Serie B bareng Empoli.

Dan dari situ, meski fisiknya bukan yang paling kuat, dia udah bikin banyak orang bilang:
“Ini anak kalau dapet bola di kotak penalti? Bahaya.”


Melejit di Sampdoria: Mesin Gol Berbadan Kecil

Musim 1996/97, Montella gabung Sampdoria dan langsung nyetak 22 gol di musim debut Serie A. Gila, kan? Di usia muda, dia udah ngebuktiin bahwa ukuran tubuh nggak penting kalau lo bisa baca permainan dan punya finishing mematikan.

Gaya mainnya unik:

  • Punya gerakan tanpa bola yang elegan
  • Finishing kaki kanan dan kiri sama tajamnya
  • Selalu muncul di waktu dan tempat yang tepat
  • Bikin bek musuh selalu kehilangan jejak

Lo nonton Montella itu kayak liat striker catur—nggak ribut, tapi sekali gerak, skakmat.


Puncak Karier di AS Roma: Duet Gila bareng Batistuta & Totti

Tahun 1999, Montella pindah ke AS Roma, dan ini jadi era emasnya. Di sana dia gabung sama dua monster: Gabriel Batistuta dan Francesco Totti. Banyak yang mikir dia bakal tenggelam—tapi Montella tetap muncul.

Musim 2000/01, Roma juara Serie A, dan Montella jadi bagian penting dengan 14 gol meski sering rotasi. Gaya mainnya klop banget sama Totti—Totti playmaker, Montella penyelesai.

Highlight kariernya? Empat gol ke gawang Lazio dalam Derby della Capitale. Empat, bro. Di satu derby. Derby paling panas di Italia. Sampai sekarang itu masih dianggap salah satu performa individu terbaik di sejarah derby Roma.


Gaya Main: Striker “Licin” yang Nggak Butuh Banyak Sentuhan

Montella itu striker yang:

  • Jarang buang peluang
  • Nggak egois tapi tahu kapan harus nembak
  • Nggak tinggi tapi jago sundulan (positioning-nya gila)
  • Selalu calm di depan gawang

Kalau Vieri itu tank, Inzaghi itu predator offside, maka Montella itu ninja—tiba-tiba muncul, cetak gol, lalu balik lagi tanpa banyak gaya.


Timnas Italia: Talenta Besar, Tapi Kurang Beruntung

Di Timnas Italia, Montella sayangnya nggak dapet banyak panggung. Dia cuma kumpulkan 20 caps dan 3 gol antara 1999–2005.

Kenapa? Karena:

  • Persaingan striker Italia saat itu gila (Del Piero, Vieri, Inzaghi, Totti, Baggio)
  • Formasi Timnas jarang cocokin dua striker kecil
  • Cedera dan rotasi pelatih juga bikin nasibnya labil

Tapi fans sejati tahu: kalau Montella main di era sekarang, dia bakal starter reguler. Gaya mainnya cocok banget buat sepak bola modern yang mementingkan teknik dan gerakan cepat.


Akhir Karier: Cedera & Transisi ke Pelatih

Menjelang akhir kariernya di Roma, Montella mulai diganggu cedera. Dia sempat dipinjamkan ke Fulham di Premier League musim 2006/07 dan sempat bikin beberapa gol juga. Tapi performa puncaknya udah lewat.

Dia gantung sepatu tahun 2009, dan langsung ambil lisensi kepelatihan. Nggak banyak drama, nggak banyak selebrasi perpisahan—tapi publik tahu, Montella ninggalin lapangan sebagai legenda tenang.


Karier Kepelatihan: Cerdas, Tapi Sering Nggak Sabar

Montella langsung mulai karier pelatihnya di Roma sebagai caretaker, lalu sempat jadi pelatih utama di:

  • Catania – bagus, bawa mereka aman dari degradasi
  • Fiorentina – sukses banget, bawa tim main indah dan lolos ke Eropa
  • AC Milan – sempat oke, tapi akhirnya out karena tekanan hasil
  • Sevilla – prestasi nggak stabil, meski sempat masuk final Copa del Rey
  • Adana Demirspor (Turki) – cukup sukses, gaya main menyerang
  • Timnas Turki (2023–sekarang) – ini menarik dan baru mulai berkembang

Montella punya filosofi menyerang. Tapi kadang dia terlalu “halus” untuk klub-klub dengan ekspektasi brutal. Dia lebih cocok ngelatih tim yang percaya proses dan ngasih ruang berkembang.


Pelatih yang Intelektual, Bukan Teriak-Teriak

Montella bukan pelatih galak. Dia dikenal sebagai pemikir, suka pendekatan taktik, dan detail banget soal build-up play.

Dia suka pakai:

  • Formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1
  • Ngebangun serangan dari bawah
  • Pemain sayap yang cair dan kreatif
  • Striker yang bisa narik bek dan buka ruang

Makanya waktu ngelatih Fiorentina, gaya main timnya sering disebut “seksi.” Tapi tantangannya selalu sama: kurang killer instinct di momen krusial.


Montella Hari Ini: Dari “Pesawat” ke Nahkoda Timnas Turki

Per 2024, Montella jadi pelatih Timnas Turki, dan mulai nunjukkin sentuhan emasnya. Dia ngangkat performa pemain muda Turki kayak:

  • Arda Güler
  • Kenan Yıldız
  • Hakan Çalhanoğlu (versi stabil)

Turki main lebih tenang, lebih terstruktur, dan nggak cuma ngandelin emosi. Gaya Montella cocok buat generasi muda yang kreatif dan teknikal.


Kenapa Gen Z Perlu Ngeh Sama Montella?

Lo yang tumbuh di era Haaland, Mbappé, Osimhen, mungkin jarang dengar nama Montella. Tapi dia role model striker buat pemain pendek yang pengin jadi striker tajam.

Dia juga bukti bahwa:

  • Lo bisa sukses tanpa harus tinggi besar
  • Lo bisa mencetak gol bukan karena kekuatan, tapi karena cerdas dan tepat waktu
  • Lo bisa jadi pelatih bagus meskipun lo bukan legenda yang sering viral

Dan satu hal penting: Montella buktiin bahwa striker bisa punya otak taktik. Sesuatu yang kadang dianggap “bonus” di dunia bola.


Kesimpulan: Vincenzo Montella, Si Pesawat Tenang yang Pernah Terbang Tinggi di Serie A

Montella bukan yang paling nyolok di media, tapi dia selalu deliver. Dia striker yang dihormati karena gaya mainnya clean, dan sekarang jadi pelatih yang pelan-pelan lagi ngebangun legacy baru.

Dulu dia selebrasi kayak pesawat, sekarang dia jadi pilot taktik di bench timnas. Dan siapa tahu? Kalau Turki meledak di turnamen besar, nama Montella bakal terbang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *