Sandro Tonali: Dari Cinta Mati ke Milan, ke Awal Baru yang Kontroversial di Inggris

Nama Sandro Tonali tuh punya aura spesial di kalangan fans bola Italia, apalagi Milanisti. Dari kecil ngaku fans AC Milan, main mirip Andrea Pirlo, rambut gondrong, gaya main kalem tapi tajam — kayak ditakdirkan buat jadi ikon baru Rossoneri.

Tapi takdir ternyata belok. Setelah sukses bawa Milan juara Serie A dan jadi idola San Siro, dia malah pindah ke Newcastle, lalu terlibat skandal judi yang bikin kariernya terguncang.

Tonali adalah contoh nyata bahwa karier pemain muda bisa naik cepet, tapi juga bisa meleset kenceng kalau nggak hati-hati.


Awal Karier: Dari Brescia ke Sorotan Media

Tonali lahir 8 Mei 2000 di Lodi, Italia. Sejak kecil dia udah kelihatan beda: main sebagai regista (deep-lying playmaker), dan sering banget dibandingin sama Andrea Pirlo — bukan cuma karena posisi, tapi juga karena gaya main dan sama-sama eks-Brescia.

Di usia 17, dia udah debut buat Brescia di Serie B. Nggak butuh waktu lama buat sorotan media Italia mulai gila-gilaan. Semua nulis dia sebagai:

  • “Penerus Pirlo”
  • “Jenderal masa depan Azzurri”
  • “Wajah baru calcio”

Yang bikin unik, Tonali itu bukan tipikal pemain muda egois. Dia mature banget, gaya mainnya sabar, jarang buang bola, dan punya distribusi bola yang tenang banget buat usianya.


Milan: Cinta Sejati yang Jadi Kenyataan

Tahun 2020, AC Milan datang. Tonali langsung bilang, “main di Milan tuh mimpi masa kecil.” Lo bisa lihat sendiri: dia foto pakai jersey Milan waktu kecil, idolakan Gattuso, dan sempat nolak Inter demi gabung Milan.

Awalnya dia sempat kesulitan adaptasi di musim pertama (2020/21). Banyak yang bilang hype-nya ketinggian. Tapi musim kedua? Gila.

  • Jadi starter reguler
  • Main bareng Bennacer dan Kessié
  • Gaya main lebih agresif, banyak tackle dan sprint
  • Bahkan cetak gol-gol penting (termasuk di akhir musim)

Musim 2021/22, Milan juara Serie A, dan Tonali jadi salah satu simbolnya. Bukan cuma karena performa, tapi karena jiwa Milan-nya hidup banget.


Gaya Main: Regista Klasik dengan Sentuhan Gelandang Modern

Tonali bisa main sebagai:

  • Regista (pengatur tempo dari belakang)
  • Box-to-box (aktif naik-turun)
  • Kadang sebagai mezzala (gelandang kanan-kiri)

Ciri khasnya:

  • Umpan panjang presisi
  • Vision yang keren banget
  • Jago tekel + antisipasi
  • Mental pemimpin
  • Gaya old school: jarang over-dribble, fokus ke efisiensi

Yang bikin dia beda dari Pirlo: Tonali jauh lebih fisikal dan defensif. Jadi dia tuh kayak Pirlo x Gattuso hybrid. Bener-bener representasi gelandang Italia modern.


Transfer ke Newcastle: Kaget, Tapi Realistis

Musim panas 2023, semua fans Milan shock: Tonali dijual ke Newcastle United dengan harga sekitar €70 juta. Gokil.

Padahal dia pemain inti, cinta Milan, dan Milan juga lagi oke di UCL. Tapi ternyata:

  • Milan butuh dana untuk build-up skuad
  • Newcastle nawar terlalu tinggi buat ditolak
  • Tonali open dengan tantangan baru

Fans Milan patah hati. Tapi dari sisi Tonali, dia anggap ini langkah profesional, dan langsung bilang dia bakal tetap “bawa Milan di hatinya.”


Debut di Premier League: Adaptasi Kilat

Tonali langsung debut bareng Newcastle di Premier League dan bahkan nyetak gol di laga pertamanya. Main sebagai gelandang tengah bareng Bruno Guimarães dan Joelinton, dia kelihatan cocok:

  • Cepat adaptasi fisik Premier League
  • Main dengan tenang
  • Jadi penghubung antara lini belakang dan serang

Di awal musim, banyak fans Newcastle langsung ngefans. Mereka suka gaya kalem Tonali, plus attitude-nya yang profesional banget.

Tapi… badai datang cepat.


Skandal Judi: Titik Terendah Karier

Beberapa minggu setelah musim dimulai, berita meledak: Tonali terlibat dalam skandal perjudian ilegal.

Dia terbukti melakukan taruhan (termasuk pada pertandingan sepak bola), dan kasus ini bikin dia:

  • Dilarang main selama 10 bulan (hingga musim 2024/25)
  • Harus jalani rehabilitasi dan program edukasi
  • Disorot habis-habisan oleh media Eropa

Tonali mengaku, minta maaf secara terbuka, dan bilang bahwa dia udah kecanduan judi sejak masih di Italia.

Ini jadi pukulan besar buat Newcastle dan Timnas Italia, karena dia dianggap bagian penting dari masa depan Azzurri.


Dampak ke Newcastle dan Italia

Buat Newcastle:

  • Mereka kehilangan salah satu pembelian termahal
  • Harus cari solusi cepat di lini tengah
  • Tonali tetap dibela klub, tapi jadi pembelajaran keras

Buat Italia:

  • Spalletti kehilangan gelandang yang cocok dengan gaya mainnya
  • Harus cari opsi lain di Euro 2024

Tapi yang menarik? Publik tetap simpati. Karena Tonali nggak nyari alasan. Dia ngaku, bertanggung jawab, dan langsung jalani proses hukum & rehabilitasi.


Comeback: Bisa Nggak Naik Lagi?

Tonali bakal balik main sekitar Agustus 2024. Dan pertanyaannya sekarang:

  • Apakah dia bisa balik ke level top?
  • Masihkah dia jadi proyek jangka panjang Newcastle?
  • Bisa nggak dia balikin kepercayaan publik?

Jawabannya: kemungkinan besar bisa. Karena dia punya:

  • Mentalitas kuat
  • Usia masih muda (baru 24)
  • Klub yang tetap support
  • Fanbase yang nggak ninggalin dia

Kalau dia bisa balik dan tetap fokus, Tonali bisa jadi contoh pemain yang jatuh tapi bangkit elegan.


Kenapa Gen Z Harus Perhatiin Tonali?

Karena Tonali tuh contoh pemain yang:

  • Nggak terlalu banyak gaya, tapi kerja keras
  • Nggak viral karena skill, tapi karena konsistensi
  • Nunjukin bahwa bahkan pemain besar pun bisa tergelincir

Lo bisa belajar dua hal dari dia:

  1. Jaga mental di luar lapangan sepenting performa di dalam lapangan
  2. Lo bisa bangkit kalau lo ngaku, belajar, dan jalanin prosesnya

Tonali itu nggak sempurna, tapi dia jujur dan punya karakter.


Kesimpulan: Sandro Tonali, Bukan Cuma “The Next Pirlo”, Tapi Gelandang yang Jadi Manusia

Sandro Tonali itu bukan sekadar proyek sepak bola. Dia adalah cerita tentang pemain muda penuh harapan, yang jatuh karena masalah pribadi, tapi nggak lari dari tanggung jawab.

Di Milan, dia sempat jadi simbol. Di Newcastle, dia sempat jadi harapan. Dan di tahun-tahun ke depan, dia mungkin akan jadi contoh bahwa manusia bisa gagal, tapi juga bisa kembali lebih kuat.

Kalau lo nonton sepak bola bukan cuma soal skor, tapi soal cerita—Tonali layak lo ikutin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *